BERIKLAN HUBUNGI 081315055523

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 01 Maret 2012

Kuliner

Berwisata Kuliner di Jababeka Culinary Center
Menyantap makanan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan tubuh namun juga telah menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan. Jababeka sebagai pengembang kota mandiri di tahun ini akan meluncurkan produk baru yang bernama Jababeka Culinary Center @Movieland. Sebagai kawasan kuliner yang terintegrasi dengan memadukan entertainment, wisata dan beragam masakan dari nusantara maupun internasional.
Suteja Sidarta, VP Business Development PT. Jababeka Tbk, mengungkapkan saat ini Jababeka tengah mengembangkan wilayah pengembangan baru yang mirip dengan konsep mega cluster yang mencakup area residensial dan komersial. Wilayah ini akan lebih asri dan hijau yang memiliki batas yang jelas dengan Jababeka lama. Di kawasan baru ini tentunya akan menjadi magnet untuk orang berbisnis dan berinvestasi, seperti adanya cluster Indonesia Movieland dan Medical City yang merupakan bagian dari kosep mega cluster Jababeka. Di kedua kawasan ini akan banyak dikembangkan peluang-peluang bisnis baru, antara lain culinary center, hotel, water park, theme park dan lain sebagainya.
Menurut Suteja, peluang bisnis sangat potensial karena dukungan populasi warga Kota Jababeka yang mencapai 600.000 jiwa, sebagai market tersendiri, belum ditambah dengan masyarakat sekitar. Apalagi di tahun 2012 ini akses pintu tol KM34,7 akan dibuka dan menghubungkan langsung Jababeka dengan Lippo Cikarang yang juga menjadi market secara tidak langsung. Karena waktu tempuh dari Jababeka dan Lippo Cikarang hanya 10 menit menggunakan kendaraan roda empat. “Jadi peluang sangat besar, pasar sangat besar, sehingga culinary center yang berlokasi di Movieland ini nantinya akan menjadi kawasan wisata kuliner antara Jakarta dan Bandung,” tegas Suteja kepada Cikarang Pos di Kantor Pemasaran Jababeka, Holywood Plaza.

Kawasan Kuliner Terintegrasi
Dalam kesempatan yang sama, Jerry Z Halim selaku pimpinan project investment mengungkapkan bahwa, Jababeka Culinary Center merupakan pengembangan kawasan kuliner terintegrasi, ini berdasarkan survey yang dilakukan kepada kalangan pengusaha di kawasan industri. Dari survey ini, ada 5 dari produk properti yang masih sangat potensial untuk digarap, yaitu mal, food & culinary, water park, theme park dan hotel. Dari kelima ini, food & culinary perlu dikembangkan terlebih dahulu. Alasannya adalah karena menyangkut 3 kebutuhan pokok manusia, sandang, pangan dan papan. Untuk itulah kami kembangkan culinary center.
Menurut Jerry, culinary center yang akan dibangun di lahan seluas 2,5 hingga 3 hektar ini nantinya ada dua konsep. Pertama, colony community, yaitu resto yang berdiri sendiri diikuti resto-resto dan café-café yang lain yang terintegrasi dalam satu kawasan, terletak didalam kawasan Movieland. Kedua, konsep semacam food court, konsep yang terintegrasi dan terdiri dari 32 food outlet dan 32 beverage outlet  dengan didukung entertainment facility seperti live music dan lain-lain.

Wisata Kuliner
Menyoroti kebutuhan culinary di setiap kota mandiri akan menjadi faktor kebutuhan yang utama. Karena makan bisa saja menjadi hobi atau gaya hidup dimana untuk bersantai orang lebih suka mencari tempat culinary. Nantinya diharapkan culinary center ini menjadi sarana untuk berwisata kuliner. Saat ini ada investor yang berminat mengembangkan food court dengan konsep life style dan entertainment, yang akan menjadi bagian dari wisata kuliner. Apalagi kalau dilihat penikmat masakan ini berasal dari beragam suku bangsa, sehingga berbagai menu nusantara dan internasional akan dihadirkan, seperti Japanese Resto dan Korean Resto yang mendukung banyaknya kalangan ekspatriat Jepang dan Korea di Cikarang. Begitu juga dengan menu tradisional dan Chinese food yang menjadi buruan masyarakat lokal. “Saat ini memang sudah banyak resto-resto yang menyajikan berbagai menu di Kota Jababeka, namun khusus untuk kalangan middle up akan diramu di culinary center,” ungkap Jerry.
Dari penuturan Jerry, saat ini sudah ada penjajakan dengan beberapa investor dalam tahap pematangan konsep dan bentuk kerja samanya untuk konsep colony community. Di sini kami akan libatkan investor-investor yang sudah memiliki brand, salah satunyan investor yang masuk dalam entrepreneur of the year dan memiliki resto waralaba yang sudah merangkul banyak brand. Sedangkan untuk konsep food court, kami yang akan membangun gedungnya, dan investor tinggal mengisi. Namun disyaratkan untuk 32 food outlet yang ada harus menyajikan menu masakan yang berbeda. Sebenarnya di area Movieland sendiri sudah berdiri restaurant yang dikenal masyarakat, seperti Bakmi Grand Kelinci, dan akan menyusul Bumbu Desa serta Mang Kabayan yang di pertengahan tahun ini akan operasional. Juga akan masuk restoran Jepang yang lokasinya di sebelah Bumbu Desa.
Melihat budaya makan bagi masyarakat Indonesia yang sangat kuat, Jerry berkeyakinan bahwa industri makanan yang dikemas sebagai wisata kuliner di Kota Jababeka akan berkembang sangat pesat. Apalagi didukung pengembangan kawasan residential, commercial dan industrial yang terus dilakukan. Nantinya Kota Jababeka bisa menjadi tujuan turis untuk berwisata kuliner, selain berinvestasi atau berbisnis di kawasan industri. (adv)

Untuk info lebih lanjut hubungi:  Jerry Halim HP. 081584612973

opini publik Oleh Lukas Teguh Jatmiko

MENTRANSFORMASI ANAK-ANAK CERDAS & BERKARAKTER
Keluarga, sekolah dan masyarkat adalah tempat pendidikan bagi anak-anak kita.Mendidik anak-anak bangsa untuk menjadi orang-orang muda yang cerdas dan berkarakter membutuhkan lingkungan pendidikan yang baik, guru-guru yang berdedikasi pada pertumbuhan dan penyebaran ilmu pengetahuan, serta orang tua yang peduli akan kebutuhan itubagi anaknya. Mendidik sebagai sebuah seni, bagi orang tua dan guru, bisa terus dikembangkan dengan berbasis pengetahuan dalam tradisi ilmiah dan landasan pengabdian terhadap transformasi anak didik.
Anak didik, sama seperti orang tua dan gurunya, adalah pembelajar dan peneliti dengan pengetahuan sebagai kekuatan revolutif bagi kecerdasan dan karakter masyarakat. David Berliner (1987) dalam Knowledge Is Power: A Talk to Teachers about a Revolution in the Teaching Profession mengemukakan lima karakteristik sebagai indicator masyarakat cerdas (ilmiah) yang produktif. Pertama, masyarakat ilmiah yang produktif melakukan verifikasi ide dan praktik yang dipercayai efektif oleh banyak orang. Ide danp raktik yang telah diverifikasi dan diyakini benar akan menguatkan justifikasi atau pembenaran yang dibutuhkan dari waktu kewaktu. Misal, suatu projek atau pekerjaan rumah akan bermanfaat bagi pencapaian belajar siswa jika guru menyiapkan PRnya, menjelaskannya, memberikan masukan perbaikan kepada siswa setelah PR diperiksa. Temuan penelitian tentang pekerjaan rumah ini akan menguatkan dan mendukung keputusan guru di kelas untuk memberikan PR dengan pendekatan yang benar. Demikian halnya dengan pekerjaan atau tanggung-jawab yang diberikan orang tua kepada anak di rumah.
Kedua, masyarakat ilmiah yang produktif seharusnya menemukan ide-ide dan praktik-praktik baru.Penemuan ide-ide dan praktik-praktik baru ini bukan hanya akan meningkatkan mutu profesi atau layanan guru atau orang tua terhadap anak didik, tetapi juga akan memperkaya nuansa dan wacana pendidikan sembari memperbaiki berbagai kesalahan dalam tindakan kelas (sekolah terhadap anak) dan tindakan keluarga (orang tua terhadap anak). Ini adalah bentuk kebutuhan pembaharuan dalam proses pendidikan.
Ketiga, masyarakat ilmiah yang produktif tidak boleh menghindari ide-ide yang menggoncangkan zona nyaman. Pemikiran yang kreatif dan produktif tidak jarang menimbulkan komplikasi dalam kehidupan karena temuan-temuan baru biasanya sulit diterima dan sulit dijadikan papan loncatan untuk meningkatkan mutu pendidikan, meskipun kita sadar bahwa komplikasi tersebut seharusnya memicu pemikiran-pemikiran yang lebihsegar dan mendorong praktik-praktik terbaik di sekolah, keluarga maupun di sekolah. Lihat saja aneka reaksi masyarakat kita ketika mobil esemka berhasil dibuat oleh anak-anak SMK.Temuan lain, keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pencapaian belajar, namun banyak guru yang enggan dan putus asa untuk mencoba mendekati dan melibatkan orang tua dalam pendidikan anak; atautemuan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dwi-bahasa cenderung memiliki kelebihan kognitif dibandingkan anak-anak yang mono-bahasa, namun belum ada kebijakan ataupun desain praktek pengajaran yang mendukung anak-anak berdwi-bahasa untuk memanfaatkan kelebihan kognitif mereka untuk pencapaian belajar yang lebih baik.
Keempat, Ide-ide yang muncul menimbulkan kemudahan dalam kehidupan karena ilmu itu bersifat amaliah; artinya ilmu, ide-ide itu dapat diterapkan dan member manfaat positif bagi kehidupan. Ada banyak temuan penelitian yang sebenarnya memudahkan praktik-praktik pendidikan di sekolah, keluarga ataupun masyarakat. Powell dan Farrar dalamThe Shopping Mall High School sebagaimana dikutip Berliner, mengemukakan bahwa mata pelajaran pilihan yang terlalu banyak bukan hanya memboroskan sumber daya melainkan juga bisa menjadi konter produktif  bagi siswa.Di sinilah peluang bagi pengembangan keunggulan sekolah dan para siswanya.Tetapi keanehan praktek pendidikan, kita tidak memperhatikan itu.Sebaliknya, jika mata pelajaran banyak malah akan membuat seorang siswa lebih produktif, dan celakanya lagi sampai di rumah orang tua masih mengagendakan kursus-kursus untuk anaknya hingga malam hari.
Kelima, penemuan ide-ide dan praktik-praktik baru bersifat konter intuitif, artinya temuan penelitian akan menimbulkan kontroversi di kalangan praktisi (pendidikan). Kontroversi bukan untuk dihindari melainkan disikapi dengan terbuka agar memancing peningkatan wacana dan praktis pendidikan.Sebagai contoh, kenaikan kelas bagi siswa yang tidak mencapai standar masih lebih baik dibandingkan keputusan menahan anak untuk tinggal kelas, atau ungkapan tidak ada anak yang bodoh dalam belajar.Temuan ini tentu harus terus diuji, dibandingkan, dipertimbangkan faktor-faktor terkaitnya, dan sebagainya.
Tantangan peran guru dan orang tua untuk melakukan transformasi karakter cerda stersebut, selain kompetensi, juga kepedulian dan panggilan untuk mengantar anak didiknya pada perjalanan keberhasilan.Ini artinya guru dan orang tua harus menjalankan delapan peran dalam konteks beserta tuntutannya, yaitu: pengajar, fasilitator, manajer, pemimpin, pembimbing/pelatih, yang menuntut pertumbuhan pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi aspirasi dan dedikasi, motivator dan inspirator yang menuntut keterlibatan emosional dalam proses pertumbuhan anak didik, serta peran sebagai murid yang senantiasa menuntut kerendahan hati untuk terus belajar. Semoga.
Penulis adalah praktisi aktif dunia pendidikan: Kepala SMP Presiden, Trainer Pendidikan Integratif Excellency Educator dan anggota Komunitas Anak Kreatif dan Inovatif (KAKI)

CATATAN SDD

Merancang Kota Berbudaya & Manusiawi
Perencanaan sebuah kota itu merupakan visi yang akan kita dituju, misalnya kota madani  yang diambil dari kata Madinah pada masa Nabi Muhammad, yaitu sebuah kota yang sangat manusiawi atau civil society. Suatu masyarakat yang civilizes atau berbudaya, sehingga penataan sebuah kota itu sangat penting untuk membawa masyarakatnya menjadi manusia yang berbudaya.
Seorang perencana harus betul-betul mengerti konsep ini, bukan hanya dari segi keindahan dan segi efisiensi, tetapi juga dipikirkan bisa menimbulkan suasana saling menghargai. Sebagai contoh yang jelek, seperti trotoar dibangun kurang manusiawi bagi pejalan kaki karena rawan terjadinya kecelakaan. Kenapa, karena trotoar sering dilalui kendaraan bermotor seperti yang ada di Jakarta. Seringkali dengan alasan efisiensi, dibuatlah trotoar yang ukurannya kecil, ditanami pohon dengan alasan agar rindang, namun bagi pejalan kaki merasa tidak nyaman karena jadi sempit, apalagi ditambah pedagang kaki lima menjejali trotoar dengan dagangannya, dipakai juga buat parkir motor dan mobil.
Fungsi trotoar harus ada perangkat hukum yang mengaturnya, agar tidak disalahgunakan peruntukannya. Juga harus didukung manusianya dalam penegakkan hukum dan rasa disiplin. Di Jakarta, saya lihat ada gerakan melarang kendaraan menggunakan trotoar, tujuannya agar keselamatan pejalan kaki lebih terjamin. Selain itu untuk membuat manusia berbudaya, harus diciptakan ruang seperti taman dan fasilitas sosial lainnya untuk dapat mengobrol atau berinteraksi dengan biaya yang murah. Juga perlu ada karya-karya seni seperti patung-patung dari tokoh pahlawan, atau punya unsur seni seperti patung di Taman Suropati Jakarta. Ini menjadi wadah bagi jiwa-jiwa muda untuk berkreasi, jangan tembok dicorat-coret yang dapat mengganggu pemandangan. Begitu juga ada tempat sampah dan public toilet, agar pengunjung yang datang tidak buang air kecil di bawah pohon.
Perencanaan sebuah kota tidak hanya menjadi tugas dari pengembang kota, tetapi juga  dari unsur-unsur masyarakat seperti RT dan RW ikut membantu. Jadi kota tidak hanya milik pengembang tetapi juga milik warga kota itu sendiri karena ikut membangun dan merawat. Arsitek tugasnya merancang, pengelola menerapkan aturan main, kemudian ada satuan keamanan yang menjaga, terpenting lagi masyarakatnya mendukung karena mengerti. Kadang ada masyarakat kurang paham seperti ada gerakan anti patung. Patung itu bukan berhala tetapi bagian dari keindahan kota yang dapat menghilangkan stres dan sebagai penghargaan karya seni. Ini bagian dari hidup harmonis yang saling menghargai dan menghormati. Bayangkan jika orang yang stres penyalurannya ke narkoba, miras, kebut-kebutan, tentu menimbulkan permasalahan baru.
Melihat kota Cikarang tidak terlepas adanya kawasan industri yang menyediakan lapangan kerja, sehingga dapat menjadi kota mandiri. Yang masih kurang adalah penambahan fasilitas-fasilitas publik dan juga pendidikan dalam arti ruang untuk sharing atau berdialog saling memberi masukan antara pemerintah dan pengembang dengan warga kota, yang kemudian dapat dilaksanakan bersama-sama. Tentunya sudah terencana dan terorganisir agar tidak kacau, sehingga keberadaan RT dan RW sangat penting dalam mengorganisir warganya.
Menilai sebuah kota tentu saja banyak kekurangan karena mencari kepuasan tidak ada habisnya. Belajar dari keberhasilan kota lain adalah langkah yang bijak, tentu saja disesuikan budaya lokal dan kemampuan finance. Kuncinya adalah pemerintah, swasta dan masyarakat harus bergandengan tangan dalam memperbaiki kota kita menjadi kota yang cantik dan manusiawi dengan masyarakat yang berbudaya. Demikian catatan saya kali ini, terima kasih. (red)