Minggu, 01 Januari 2012

JABABEKA INNOVATION CENTER MENGEMBANGKAN CLUSTERbINDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF

Utama H. Padmadinata, selaku pimpinan Jababeka Innovation Center (JIC) mengungkapkan, JIC pada dasarnya ingin membangun usaha-usaha baru dan mengembangkan usaha-usaha yang telah ada. Berhubung JIC memiliki keterbatasan, maka ada yang menjadi skala prioritas. Prioritas pertama adalah industri komponen otomotif khususnya sepeda motor, kemudian yang kedua industri kreatif, karena di kawasan Jababeka ada fasilitas ICT Training Center yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan industri kreatif.
Pada dasarnya JIC ingin membangun image bahwa Jababeka memberikan dukungan untuk pembentukan usaha-usaha baru. “Kita harapkan nanti ada kluster tentang industri otomotif dan industri kreatif. Kita juga melihat 3000 ribuan industri di Cikarang tentu saja membutuhkan dukungan, maka prioritas yang ketiga adalah kita harus bisa membuka peluang-peluang usaha baru  terutama IKM untuk men-support industri-industri yang ada di sini,” ujar Utama.
Menurut Utama, tentu saja JIC membutuhkan mitra, seperti dalam industri otomotif mitra JIC adalah Yayasan Darma Bakti Astra (YDBA). Saat JIC dicanangkan dan kita mengadakan roadshow ke kementerian perindustrian, kementerian koperasi, Pemprov Jawa Barat untuk memberitahukan bahwa kita memiliki program ini, dan ternyata programnya sama denga YDBA.
Untuk implementasinya, dalam program cluster industri komponen otomotif JIC sudah mendapatkan 2 pengusaha yang sudah membeli lahan di Jababeka. Pada prinsipnya JIC ingin pengembangan usaha tadi didasari pada kepentingan bisnis. Dalam satu cluster ada rantai nilai, supply change atau value change yang mutlak diperlukan. Jadi dua usaha itu, yang satu cikal bakal teaching factory untuk memberikan bimbingan, dan kedua penyedia materialnya.
Selanjutnya JIC akan roadshow bersama YDBA untuk mengajak pelaku industri otomotif yang dapat menarik supplier-nya masuk juga ke dalam satu cluster. Keuntungannya, pertama para supplier  dapat berkumpul menjadi satu, dan kedua jika perlu bimbingan dapat diperoleh di teaching factory yang dibangun terutama untuk peningkatan SDM. Kemudian akan ada kemudahan untuk mengontrol kualitas, kemudahan mengambil hasil produksi, sehingga akan lebih efisiensi. Juga jika ada keterbatasan peralatan, maka melalui kerjasama dengan kementerian perindustrian akan mendapatkan peralatan yang cukup, sehingga tidak perlu investasi lagi di peralatan.
Para pelaku usaha yang akan ditarik ke dalam cluster diutamakan usaha yang sudah berjalan, karena mereka sudah memiliki pasar, manajemen, proses produksi, system inventory dan lain sebagainya. Tahap awal ini diprioritasnya untuk industri yang sudah ada, namun demikian kementerian perindustrian mengharapkan ada pembinaan untuk new comer. Untuk itu JIC mencari solusi agar pengusaha yang baru tadi ada kegiatan yang disebut inkubator, yang memang sulit dijadikan satu dengan teaching factory, karena pembinaannya harus lebih intensif lagi. (kr)

0 komentar:

Posting Komentar