Sabtu, 04 Februari 2012

Profile

Susana Wijaya, Ujung Tombak Investasi
Dalam 9 tahun terakhir ini geliat investasi di Kawasan Industri Jababeka tidak lepas dari sepak terjang seorang perempuan bernama Susana Wijaya. Susan biasa dipanggil teman-temannya, awal bergabung dengan Jababeka saat mengikuti program rekrutmen yang diadakan oleh President University. “Saya memulai dari posisi sales manager, menapak satu tingkat menjadi senior sales manager, kemudian koordinator sales manager, dan terakhir General Manager,” ungkap Susan kepada Cikarang Pos.
Begitu lama Susan berkutat seputar dunia marketing, Ia beralasan banyak melihat peluang baru terutama di bisnis properti serta network yang luas dengan pengusaha. “Saya merasa ditantang untuk terus maju dengan selalu kreatif dan jeli mengembangkan peluang bisnis pengembangan Kota Jababeka, seperti visi dari Jababeka menjadi pengembang terbaik dengan memberikan nilai tambah dan pelayanan melebihi harapan dari klien yang merupakan misi dari jababeka.
Profesinya sekarang ini sebenarnya jauh dari cita-citanya dari kecil. Susan kecil sebenarnya ingin menjadi atlet professional. “Saya dulu merupakan team Pelatda Jakarta Badminton tetapi jalan Tuhan berbeda karena cedera harus berganti haluan,” ungkap Susan yang memiliki moto hidup “The future depends on what we do in the present, if you don't act now, you don't have a future, just a longer today.” Jangan lupa juga We do the best and God do the rest. Kita berusaha yang terbaik dalam hidup kita mulai dari aktivitas sehari-hari ditujukan untuk pencapaian cita-cita kita di masa depan tetapi manusia memiliki keterbatasan juga, hasilnya kita serahkan ke dalam rancangan Tuhan. Ingat Tuhan tahu yang terbaik dalam hidup kita.
Melihat prospek investasi di Indonesia dan Jababeka tahun 2012, Susan optimis sekali. Selain indikator ekonomi tahun 2011 ditutup dengan positif, faktor stabilitas politik, keamanan mempengaruhi kepercayaan investor untuk berinvestasi. “Ditambah rating investment grade kita menurut fitch consulting sangat bagus yaitu BBB, menambah confidence investor bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk berinvestasi atau ekspansi ke Indonesia. Dan market kita yang sangat besar dimana 66 persen adalah generasi muda yang juga merupakan modal tenaga kerja yang melimpah,” ujar Susan.
Susan mengungkapkan, saat ini Jababeka sedang mengembangkan 800 ha di Jababeka 6 dan Jababeka 7. Jababeka 7 lebih kearah komersial untuk fasilitas pendukung kawasan seperti hotel, apartemen, super blok dan kawasan perkantoran. Sementara Jababeka phase 6 untuk kawasan industri, dan sudah ada kurang lebih 15 perusahaan bergabung di Jababeka 6 yang baru dibuka dan 60 persennya adalah perusahaan multinasional. (kr)

Asep Setiawan  Bangkit Dari Keterpurukan
Keterpurukan memberikan pengalaman yang berarti bagi seseorang yang mencapai kesuksesan, dengan kegagalan bukan berarti kita harus jatuh dari keberhasilan. Yang terpenting bagaimana kita bisa menghadapi semuanya sebagai hikmah.
Keterpurukan juga dirasakan oleh Asep Setiawan, pria keturunan China asal Cikarang ini mengalami kegagalan dalam usahanya sebagai penjual spare part di pasar Cikarang. Dengan berbagai persoalan hingga manajemen yang salah membuat usahanya kandas di tengah jalan. “Siapa pun orangnya jika mengalami  kegagalan pasti akan drop, tetapi kita juga harus punya semangat untuk bangkit, ” ujar Asep.
Tidak pernah menyerah untuk bangkit ditunjukan oleh Asep dalam mencapai harapan. Ia pun diberi rangsangan olah sang mertua untuk bekerjasama mengelola Gelanggang Olah Raga. Bersama istri tercinta Liana Sari, Asep mengelola Gedung Serbaguna Liana Sport Hall. Sedikit demi sedikit ia belajar bagaimana mengelola sport hall ini.
Perkembangan sport hall yang dikelolanya terus maju sampai saat ini, keberhasilan manajemen dan pengelolaan yang baik diterapkannya. “Belajar dari pengalaman kegagalan saya saat itu, saya ingin mencoba membuat manajemen yang baik sehingga banyak pengunjung yang datang ke hall ini,” ungkapnya.
Kematangan dari pengalaman sudah dapat diraihnya, setiap persoalan bisa diatasi dengan solusi yang baik, hingga akhirnya ia pun dipercaya untuk mengelola SPBU di daerah Kedung Waringin yang mulai berdiri pada tahun 2009 lalu. Dalam pengelolaan hall dan SPBU sudah pasti sangat berbeda, tetapi sampai saat ini ia mampu menjalankannya. “Menerapkan sistem kejasama tim dirasakan cukup efektif dalam mengelola pom bensin,”  ujar Asep
Kebangkitan dalam usaha mengelola dua tempat usaha milik bapak mertuanya sudah dirasakan sebagai pengalaman yang bisa terus dipelajari. Jam terbang dalam mengelola usaha sudah banyak didapat dan ia berharap suatu saat nanti bisa memiliki tempat usaha sendiri. (im)

Pak Dower  SENIMAN TOPENG BEKASI
Seni Topeng Bekasi memang tidak tergerus jaman,  tetapi keberadaannya bagaikan roda yang terseok-seok. Padahal seni tradisional seperti Topeng Bekasi memiliki nilai yang tinggi, selain setiap pertunjukannya dilakukan dengan kesederhanaan, kejujuran (cerita dan dialognya) tetapi juga memiliki semangat menghibur yang tinggi.
Semangat tersebut diakui oleh Nursin atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Dower yaitu salah satu pimpinan Seni Topeng Bekasi Sinar Asih (Dower Group) Pabayuran,  bahwa Seni tradisional asli Bekasi masih ada dan selalu siap menghibur. “Kami ini melestarikan seni topeng Bekasi dengan semangat maju tak gentar, meskipun seringkali hasilnya pas-pasan tetapi setiap ada panggilan pentas kami tetap merasa bangga. Dengan melibatkan anggota sebanyak 25 orang untuk Topeng Bekasi dan 35 orang untuk jenis Odong-odong kami tetap mampu bertahan hingga saat ini,” demikian tutur Pak Dower kepada Cikarang Pos.
Menurut penuturannya, group Sinar Asih berdiri sejak tahun 80-an. Sejarahnya sendiri merupakan kelanjutan dari Wayang Bekasi yang pernah dikelola oleh kakeknya, tetapi kemudian bubar ditinggalkan oleh penonton karena dianggap kuno. Dengan sisa personel dan alat musik yang ada dibentuklah Seni Topeng Bekasi dan Odong-odong. Untuk saat ini wilayah Pabayuran sudah ada sekitar 15 group yang berdiri dan eksis, satu sisi jumlah tersebut cukup menggembirakan tetapi di sisi lain dibandingan keberadaan jenis musik modern seperti organ tunggal maupun Dangdut Job dalam hal manggung, Seni Topeng masih jauh tertinggal.
Kepada Cikarang Pos Nursin berpesan,“Tolong perhatikan seni yang di bawah ini supaya bisa ditingkatkan sejajar dengan yang lain, kepada bapak-bapak yang di atas tolong perhatikan kami terutama seni tradisional. Jika bukan kita-kita siapa lagi yang peduli dan bersedia melestarikannya. Dengan perkembangan jaman tentu kami siap berinovasi dan mengemasnya dengan lebih baik, tidak hanya untuk ditonton orang kampung, tetapi bisa main di gedung-gedung untuk acara yang lebih formil,” demikian pesannya dengan terbata-bata.
Dengan banyaknya festival budaya  yang diselenggarakan di Jababeka maupun di tempat lain, akan mendorong para seniman terus berkarya dan siap melestarikan kesenian tradisional. Tentu tidak hanya berhenti dalam bentuk seremonial saja tetapi juga harus disertai pembinaan yang lebih lanjut. (yd)

0 komentar:

Posting Komentar