Sabtu, 04 Februari 2012

Interview

Deddy Harsono, MEMBANGUN Hubungan Industrial
Polemik berkepanjangan dalam penentuan UMK Bekasi 2012 yang diwarnai gugatan Apindo atas SK Gubernur Jawa Barat, dan mengundang reaksi buruh dengan melakukan aksi demo memblokir jalan tol, merupakan gambaran jika hubungan industrial di Cikarang perlu dibenahi. Forum Investor Bekasi yang didirikan pada tanggal 22 Januari 2010 lalu memandang perlu untuk memperkuat  hubungan Tripartid antara pemerintah, pengusaha dan pekerja. Berikut petikan wawancara Cikarang Pos bersama Deddy Harsono, Ketua Umum  Forum Investor Bekasi (FIB) di ruang kerjanya.
Bagaimana FIB mengambil peran dalam membantu menyelesaikan persoalan antara buruh dengan pengusaha terkait penentuan UMK Bekasi 2012?
Sesuai dengan misi FIB yaitu menciptakan dan mengembangkan iklim dunia usaha yang kondusif, bersih dan transparan, kami selalu mengambil posisi sebagai mediator. Melalui inisiatif FIB kami mengundang para serikat buruh dan mendengar masukan mereka pada tanggal 13 Januari 2012 di President Executive Club. Pada hari dan tempat yang sama kami juga berdialog dengan Kapolres Metro Bekasi Kabupaten seputar masalah keamanan dalam penanganan aksi buruh. Bahkan pada tanggal 14 Januari 2012 bertempat di Hotel Horison  Bekasi, kami mengundang Apindo, Serikat Buruh, Disnaker dan Kapolres untuk mencari jalan penyelesaian sengketa UMK Bekasi. Kami tidak dapat intervensi, hanya memberikan masukan dan solusi terbaik bagi buruh maupun pengusaha. Saat menjelang keputusan PTUN Bandung tentang gugatan Apindo, kami bersama 7 pengelola kawasan industri di Cikarang menyatakan sikap mendukung keputusan pemerintah sebagai solusi jangka pendek. Meski pada akhirnya buruh tetap melakukan aksinya pada tanggal 27 Januari 2012 dengan memblokir akses tol Jakarta Cikampek sebagai buntut dikabulkannya gugatan Apindo Bekasi di PTUN Bandung. Persoalan UMK Bekasi akhirnya diputuskan secara darurat oleh Menko Perokonomian, kemudian Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menerbitkan surat keputusan baru.

Persoalan UMK apakah akan mempengaruhi investasi?
Pengaruh pasti ada. Di Bekasi banyak PMA dan mereka memiliki perusahaan tidak hanya di Indonesia. Kenaikan UMK juga jangan memberatkan pengusaha, karena kalau setiap tahun naik hingga 25% maka tidak akan ada perusahaan yang mampu bertahan. Jika di Indonesia tidak kondusif dan high cost tentunya mereka akan sulit bersaing sehingga bisa saja merelokasi pabriknya. Padahal FIB melihat ini momentum besar bagi Indonesia, dimana bencana tsunami Jepang dan Banjir di Thailand banyak mendorong vendor Jepang datang ke Cikarang dan Purwakarta untuk berinvestasi. Para pengusaha dan serikat pekerja harusnya bersama-sama mendorong pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur.

Hubungan antara pengusaha dan pekerja harusnya bagaimana?
FIB mempunyai visi membangun Bekasi melalui industri, maka antara pengusaha dan pekerja harus bersama-sama, jangan malah berhadap-hadapan. Pengusaha tanpa pekerja tidak dapat berproduksi, sebaliknya pekerja juga butuh pengusaha. Untuk itu harus saling bergandengan tangan, memang setiap aktifitas perusahaan pasti ada permasalahan termasuk masalah UMK. Asal keputusannya mengikuti prosedur dan melalui dialog yang melibatkan pengusaha dan pekerja maka tidak akan menimbulkan perselisihan. Persoalan UMK jangan ada menang kalah, tetapi win win solution, semua pihak harus lebih bijaksana menyikapinya, karena Bekasi menjadi barometer perekonomian nasional. Disinilah dialog tripartid harus menjadi kebiasaan, dimana pemerintah ikut ambil bagian dalam membuat regulasi dengan mendengar masukan dari pengusaha dan pekerja. Ketiga komponen inilah yang membuat situasi lebih kondusif tentunya dengan ditata sejak awal. Untuk kedepannya pengusaha dan serikat buruh harus rekonsiliasi dan saling percaya dalam membangun perusahaan agar lebih maju dan dengan sendirinya mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Selama ini FIB menjalin kemitraan dengan siapa saja?
FIB menjalin komunikasi terbuka dan kemitraan dengan institusi pemerintah, parlemen, asosiasi dunia usaha, media, universitas dan lingkungan komunitas masyarakat. Juga membangun komunikasi & hubungan sinergis dengan serikat pekerja dalam rangka terciptanya hubungan industrial yang harmonis dan kondusif.  FIB merangkul serikat pekerja karena mereka itu juga masyarakat industri sehingga kita harus memberdayakan mereka dengan ketrampilan. Mereka juga perlu diberikan gambaran situasi ekonomi dan diajak bertukar pikiran. Dalam meningkatkan kemampuan pekerja, setiap perusahaan perlu memiliki program-program training, dan pemerintah dapat memberikan insentif dengan kemudahan perijinan. Dari sinilah hubungan tripartid dapat terjalin dan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Apa upaya FIB dalam memberdayakan serikat buruh?
Kedepannya FIB ingin mengajak para serikat buruh membuat program bersama “Bulan Produktifitas”, masing-masing kawasan kita lombakan. Kita harus buktikan bersama bahwa serikat pekerja memiliki peran dalam memajukan perusahaan. FIB memiliki niat untuk membangun industri, sehingga semua komponen kita ajak. Pengusaha tidak akan mungkin membangun sendirian. Pada dasarnya kalau pekerja memiliki prestasi pasti akan lebih diperhatian, namun jika tidak ada perhatian, pekerja bisa cari kerja di tempat lain, tentu banyak perusahaan yang siap menampung dan ini lebih terhormat. (kr)

0 komentar:

Posting Komentar