Sabtu, 01 Oktober 2011

Arga Pandu Linggatama Siap Jadi Dalang Wayang Kulit

Arga Pandu Linggatama Siap Jadi Dalang Wayang Kulit
Bakat seorang anak bisa menurun dari orang tuanya maupun tumbuh karena pengaruh dari lingkungan. Arga Pandu Linggatama yang kini berusia 4,5 tahun sudah memperlihatkan bakat di bidang seni pedalangan sejak usia 2,5 tahun. Putra ke tiga dari Suparno seorang seniman karawitan gamelan Jawa ini siap menjadi dalang wayang kulit jika besar nanti.
Seperti yang dituturkan Suparno, anaknya yang ketiga ini lahir ketika dirinya sedang giat berkesenian karawitan. “Saat masih dalam kandungan, istri saya selalu mendampingi saya ketika ada pagelaran wayang. Mungkin saat di kandungan terbiasa mendengar suara gamelan dan dalang memainkan tokoh-tokoh wayang,” ungkap Suparno di kediamannya, Jl. Panda Kota Jababeka.
Pada usia 2,5 tahun Arga mulai mengenal wayang, kebetulan di rumah Suparno ada seperangkat gamelan dan wayang kulit. Ketika bangun tidur yang dicari adalah wayang kulit, dan jika sudah memainkannya akan lupa waktu. Terkadang Suparno kasihan melihat anaknya yang masih kecil memegang wayang yang ukurannya lebih besar dari tubuh Arga.
Semangat Arga dalam memainkan tokoh-tokoh wayang memang didukung ayahnya. Salah satunya harus siap mengganti debog (batang) pohon pisang untuk tempat wayang berdiri, karena jika tidak diganti secara rutin maka akan membusuk batang pohon pisang. “Bahkan suatu malam jam 2 an saya sampai minta tolong satpam untuk mencarikan batang pohon pisang, kemudian saya bersihkan dan dipasang. Begitu dia bangun lihat batang pohon pisang yang baru, langsung memainkan wayang kulit,” cerita Suparno. Tokoh yang biasa Arga mainkan adalah punakawan dan ksatria seperti bima dan arjuna.
Suparno sebenarnya tidak memaksa anaknya belajar wayang, dan mengarahkannya menjadi seorang dalang jika besar nanti, ia serahkan  kepada anaknya apa yang dia sukai asal positif. Ini terlihat ketika Arga mulai meninggalkan kebiasaannya memainkan wayang setiap habis bangun tidur, dan mulai beralih ke permainan game yang memang sedang tren di kalangan anak-anak. Bahkan ada anak-anak sekolah yang dulu pernah melihat Arga memainkan  wayang, datang membujuk Arga untuk kembali bermain wayang.
Setelah vakum cukup lama memainkan wayang, kini tingkah laku Arga lebih suka memerankan tokoh wayang. “Kadang ia seperti orang tua dan bersuara besar. Kalau berbicara juga lebih panjang seperti bercerita. Ada kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur, saya diminta memerankan tokoh wayang begitu juga dia dan kita berdialog seperti cerita di pewayangan,” ungkap Suparno. Ia berpikir positif kemungkinan sekarang Arga mulai melatih dirinya dalam bercerita, sementara saat dulu Arga lebih suka belajar menggerakkan wayang. Harapan Suparno, jika ini menjadi jalan hidup Arga, ia akan mendukungnya. (kr)

0 komentar:

Posting Komentar