Selasa, 01 November 2011

MERAWAT ALAT REPRODUKSI IBU

MERAWAT ALAT REPRODUKSI IBU
Tanya : Pak Dokter yang terhormat, saya seorang karyawati, sudah menikah 3 tahun. Yang saya ingin tanyakan, jika saya dan suami berhubungan intim setelah saya haid apa itu tidak baik untuk mendapatkan seorang anak? (Ara, 26 th, Karyawati, Jakarta)

Jawab :
Kehamilan terjadi jika sel sperma berhasil membuahi sel telur. Supaya hal tersebut tercapai, diperlukan kondisi sebagai berikut :
1.   Ovulasi harus terjadi.
2. Saluran telur (tuba falopii) tidak boleh tersumbat.
3. Hubungan intim harus dilakukan sesaat sebelum atau pada saat ovulasi
4. Sperma yang masuk haruslah sperma yang sehat dan normal.
5. Lendir leher rahim (serviks) haruslah “ramah” dan tidak menolak sperma/alergi sperma.
6.  Sel telur harus dibuahi sperma dan kemudian tertanam di dalam rahim
Ovulasi terjadi pada hari ke-14 sebelum haid berikutnya. Beberapa hari sesudah haid, seorang wanita akan memasuki masa tidak subur.

Tanya : Pak Dokter yang terhormat, istri saya sedang hamil 5 bulan jalan, tapi istri saya suka keluar darah setiap bulannya, suka keluar plek, itu kenapa ya dokter? Padahal istri saya positif hamil (Kusnadi, 26 th, Cikarang)

Jawab :
Lendir vagina yang normal tidak berwarna, tidak berbau dan konsistensinya tidak kental/lengket. Pada saat kehamilan lendir vagina akan cenderung meningkat konsistensinya. Jika terjadi perubahan warna, aroma dan konsistensi, menandakan adanya gangguan kehamilan. Untuk itu perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis kandungan
Keluarnya flek (disebut juga spotting) adalah perdarahan ringan yang bisa terjadi kapan saja pada saat hamil, terutama pada trimester pertama. Sekitar 20% wanita hamil mengalami spotting pada trimester pertama. Pendarahan dari vagina yang sering terjadi pada trimester pertama biasanya bukan merupakan tanda adanya masalah pada kehamilan.  Akan tetapi pendarahan yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga dari kehamilan biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya suatu komplikasi pada kehamilan. 
Perdarahan adalah tanda tersering dari keguguran, sehingga setiap wanita hamil yang mengalami perdarahan dari vagina harus segera berkonsultasi dengan dokter. Untuk menilai berapa banyak darah yang keluar dan pendarahan seperti apa yang anda alami dapat dilakukan dengan menggunakan pembalut.
Jumlah darah yang keluar membedakan antara flek dengan perdarahan. Keluar flek adalah keluarnya sedikit bercak darah dari vagina berwarna merah atau kecoklatan, yang bisa jadi tidak sampai mengotori celana dalam. Sedangkan perdarahan jumlahnya lebih banyak daripada flek, dan mengotori celana dalam. Perdarahan jelas lebih serius daripada flek.
Bagaimana membedakan keluar flek yang normal dan yang berbahaya? Jawabannya tergantung dari kapan terjadinya, jumlah darah yang keluar, lamanya, dan gejala lain (misalnya nyeri perut, keluarnya gumpalan darah atau jaringan, pingsan, lemas, demam). Flek darah yang dianggap normal adalah bila terjadi pada trimester pertama, jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung lama (kurang dari 1 hari), serta tidak ada gejala lain.
Perdarahan Trimester Pertama
Perdarahan pada trimester pertama tidak selalu berarti ada masalah. Penyebab yang tidak berbahaya misalnya:
1. Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim. Hal ini normal pada kehamilan. Jumlah darah yang keluar sangat sedikit.
2. Perubahan hormon: Keluar flek yang disebabkan oleh perubahan hormon saat hamil. Biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan, tetapi pada sebagian wanita dapat menetap sampai akhir kehamilan.
Penyebab lain yang lebih serius pada trimester pertama yaitu:
1. Keguguran: Perdarahan vagina merupakan tanda awal keguguran, disertai dengan nyeri perut.
2. Blighted ovum: Walaupun dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) terlihat tanda-tanda kehamilan di dalam rahim, namun embrio gagal berkembang sebagaimana mestinya.
3. Kehamilan ektopik: Sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Yang tersering adalah menempel di Tuba Falopii, sehingga tidak dapat berkembang karena kekurangan nutrisi. Tandanya antara lain nyeri perut dan perdarahan. Perdarahan akibat kehamilan ektopik sangat berbahaya karena bisa mengancam nyawa ibu.
4. Kehamilan mola atau kehamilan anggur: Pada keadaan ini, plasenta tidak terbentuk secara normal. Pada pemeriksaan USG dapat terlihat bukan janin yang berkembang, tetapi jaringan abnormal.
Keguguran
Pendarahan bisa saja merupakan tanda-tanda terjadinya keguguran namun bukan berarti bahwa jika terjadi keguguran akan segera terjadi setelah pendarahan. Penelitian menunjukkan bahwa antara 20 - 40% ibu hamil mengalami pendarahan pada awal kehamilannya.  Dan hanya setengah dari ibu hamil yang mengalami pendarahan yang mengalami keguguran.  Antara 15-20% kehamilan berakhir dengan keguguran, dan kebanyakan terjadi pada masa 12 minggu pertama kehamilan.
Tanda-tanda keguguran meliputi:
1. Pendarahan dari vagina
2. Nyeri keram di bagian bawah perut (lebih sakit dari sakit pada waktu akan haid)
3. Adanya jaringan/tissue yang keluar melalui vagina
Biasanya keguguran tidak dapat dicegah.  Keguguran seringkali merupakan cara tubuh kita untuk secara alami mencegah terjadinya kehamilan yang tidak dapat berkembang  Keguguran tidak berarti bahwa anda tidak dalam keadaan sehat atau anda tidak mungkin menjalani kehamilan yang sehat di masa yang akan datang.
Perdarahan Trimester Kedua dan Ketiga
Berbeda dengan trimester pertama, perdarahan yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga perlu diwaspadai karena biasanya menandakan adanya hal yang abnormal. Penyebab perdarahan pada trimester kedua atau ketiga antara lain:
1. Luka pada leher rahim, misalnya akibat berhubungan seksual atau pemeriksaan dalam yang terlalu kasar.
2. Penyakit pada vagina atau leher rahim, termasuk infeksi.
3.  Mioma di rahim.
Penyebab yang lebih serius pada trimester kedua atau ketiga biasanya karena :
1. Kelainan plasenta, yaitu: plasenta previa. Plasenta terletak di bagian bawah rahim sehingga menutupi mulut leher rahim. Tanda utamanya adalah keluar darah berwarna merah yang tidak disertai rasa nyeri, paling sering terjadi pada trimester ketiga.
2. Abrupsio plasenta: Sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari perlekatannya pada dinding rahim. Darah yang keluar bisa sedikit atau banyak tetapi selalu disertai dengan nyeri perut hebat, paling sering terjadi pada trimester ketiga.
3. Partus prematur: Terjadinya pelebaran leher rahim pada kehamilan 20-37 minggu, disertai dengan kontraksi rahim.
4. Keguguran: Walaupun keguguran lebih banyak terjadi pada trimester pertama, masih terdapat risiko keguguran pada trimester berikutnya.
Apabila perdarahan terjadi setelah usia kehamilan 28 minggu, harus segera datang ke rumah sakit karena hal ini merupakan kedaruratan. Perdarahan yang terjadi jumlahnya bisa banyak atau sedikit, dan disertai atau tanpa nyeri perut. Jangan anggap remeh perdarahan ini karena perdarahan adalah salah satu penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia.
Bagaimana mencegahnya?
Rajin kontrol ke dokter/bidan sejak awal kehamilan sehingga bisa mendeteksi dini adanya kelainan. Hindari rokok dan narkoba karena merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan saat hamil, sekaligus juga tidak baik bagi kesehatan Anda secara umum. Nah, apabila Anda mengalami keluar flek saat hamil, tenangkan diri Anda, sekaligus tetap waspada terhadap adanya tanda-tanda bahaya di atas.
Kirimkan pertanyaan Anda seputar kesehatan dan Medical City  via  email: cikarangpos@yahoo.com, atau medicalcorner_cikarangpos@yahoo.com

0 komentar:

Posting Komentar