Kamis, 01 Desember 2011

CATATAN SDD

Budaya Cermin Bangsa
Cikarang adalah sebuah kota baru yang telah dikembangkan selama 22 tahun terakhir. Sebuah wilayah yang sebelumnya tertinggal dari segi pembangunan fisik maupun budaya, meski tidak jauh dari Jakarta. Oleh karena itu dengan kehadiran kawasan industri dengan ribuan pabrik di Cikarang ini mendorong pendatang baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang menimbulkan permasalahan juga opportunity.
Permasalahan disebabkan benturan di antara orang-orang yang berbeda suku, agama dan ras. Semua hal yang bisa menyelesaikan masalah ini adalah toleransi, keinginan untuk belajar, keinginan untuk maju. Dengan demikian kita utamakan budaya kita yang katanya unggul, istilah Jawa adalah budaya tepo sliro, yang selalu menghormati tamu, di mana kita terkenal dengan bangsa yang ramah tamah. Buktinya dari beribu tahun itu welcoming terhadap pendatang-pendatang dari Arab, India, China, Eropa dan dari negara-negara yang lain, sekarang bertambah lagi berdatangan dari Korea, Jepang, Taiwan dan Amerika.
Sebagai tuan rumah yang baik harus menghormati tamu, tentunya harus selalu tersenyum dan toleran. Sebab melalui Cikarang inilah, kita akan dapat memajukan seluruh Indonesia. Para pendatang yang telah berkumpul dengan orang asli Cikarang harus berpikir positif. Dengan bersyukur kepada Tuhan YME bahwa kita dikarunia kesempatan ini supaya anak cucu kita lebih maju dari kita, lebih pandai berbahasa Inggris, China, Jepang, Korea tanpa lupa bahwa kita ini orang Indonesia yang selalu menjunjung tinggi budi luhur, menghormati kepada orang tua, cinta kepada negara dan juga selalu ingin menolong yang tertinggal. Tidak mungkin kita mau menolong yang tertinggal, kalau kita selalu ribut, anti asing, selalu curiga dengan orang asing. Tetapi dengan tangan terbuka, selalu bersyukur, ridho, tawakal, sabar dan selalu mencintai sesamanya. Dengan konsep-konsep seperti ini barulah kita bisa menjadi manusia yang berbudaya dan bangga menjadi orang Indonesia yang ramah tamah, yang selalu menganggap orang di dunia ini adalah saudara kita.
Dari segi opportunity, di sinilah kesempatan bagi orang-orang Indonesia bisa belajar tanpa harus pergi ke Singapura, atau ke luar negeri, karena Cikarang telah menjadi kota internasional. Juga bisa bekerja di ribuan pabrik dari puluhan negara, dimana dengan bekerja di Unilever dan Samsung di Cikarang ini, nantinya bisa bekerja di Unilever Thailand, Unilever Eropa, juga di Samsung Taiwan, Samsung Amerika, tanpa harus ke luar negeri. Inilah kesempatan yang luar biasa buat anak-anak dan cucu-cucu kita. Kita bisa menjadi bangsa internasional, bangsa yang memiliki pengaruh, karena bisa mendatangkan orang asing untuk bekerja, kuliah dan tinggal. Kalau kita menolak orang asing bekerja di Indonesia, bisa saja anak-anak kita di tolak di luar negeri. Juga kalau kita memusuhi orang asing, bisa saja kita dimusuhi orang asing. Dan inilah kerugian jika kita tidak memanfaatkan kesempatan yang baik ini.
Di Cikarang ada sekolah yang hebat, karena di sini diajarkan teori dan praktek, serta kita langsung berhubungan dengan orang-orang asing dengan budaya yang berbeda-beda. Jadi kalau kita kaya dengan budaya-budaya orang asing tanpa melupakan budaya kita sendiri, maka kita akan menjadi manusia yang unggul, tangguh dan berbudaya. Budaya asing untuk memperkaya budaya lokal, dan ini sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Kita selalu impor budaya, termasuk agama dan ini memperkuat budaya kita selama kita tidak melupakan bahwa kita ini adalah orang Indonesia. Orang Jawa jangan lupa Jawanya, orang Sunda jangan lupa Sundanya, karena ini adalah budaya nenek moyang kita. Sebaliknya orang asing juga dapat mempelajari budaya kita, dari makanan, kesenian, berpakaian, sehingga kita bisa ekspor macam-macam makanan, pakaian dan kesenian. Demikian catatan saya kali ini, terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar